"Peran SDM dan Sprort Sciance dalam pembinaan Olahraga"
Peran Guru penjasorkes dan Pelatih begitu penting dalam meningkatkan kemampuan kognesi, afeksi dan psikomotorik anak didiknya. Namun jauh lebih penting peningkatan kemampuan Sumber Daya yang harus dimiliki oleh guru dan pelatih, sehingga mereka memiliki kemampuan menyiapkan perangkat dan model pembelajaran yang menarik dan tepat guna kepada peserta didik yang mereka ajarkan. Demikian juga hal nya dengan Pelatih, sosok pelatih haruslah memiliki kemampuan sport sciance yang mendalam seperti pengetahuan ilmu kepalatihan, tes pengukuran, ilmu gizi, psikologi, biomekanika, dan masih banyak yang lainnya. Dalam menyusun program latihan, seorang pelatih harus paham bahwa melatih itu seni, kemampuan menyusun program dan melatih itu memiliki seni tersendiri yang sarat dengan ilmu pengetahuan. Tidak akan berhasil seorang pelatih yang notabene nya hanya didasari sebagai atlet tanpa mendalami ilmu pendukung yang dijsebutkan di atas. Tidak mungkin seorang pelatih mampu melakukan tugasnya dalam rangka meningkatkan prestasi atletnya secara autodidact, baik pada tataran olahraga pendidikan,kesehatan, rekreasi dan terutama olahraga PRESTASI.
Keterpurukan prastasi daerah saat ini, bahkan prestasi nasional sekalipun lebih disebabkan masih berlakunya sistem pelatihan secara autodidact tanpa ada kajian sport sciance secara mendalam. Kita jauh ditingglkan oleh negara-negara kecil dan baru berkembang berkenaan pola pendekatan kepelatihan olahraga. Bagaimana Timnas Sepakbola Indonesia dipermalukan Myanmar dan Vietnam. Kita cukup lama menjadi RAJA di cabang Bulutangkis dengan pola pembinaan "autodidact", namun sekarang dipecundang oleh negara-negara yang baru mengenal pembinaan cabang ini. demikian juga halnya dicabang pencak silat, sepak takraw dan sebagainya.
Secara luas daerah dan karakter wilayah serta karakter masyarakat, sepatutnya kita berbangga karena memiliki Sumber
Daya seperti itu. Namun kita belum mampu untuk mengolahnya secara profesional, karena masih mengedepankan ego sektoral (individu, wilayah, suku dsb).
Semoga kita bisa belajar dari daerah dan negara yang maju olahraganya, apa yang mereka lakoni dalam menyususn pola pembinaan, dan pengelolaan keuangan negara yang kadang jauh lebih kecil dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara kita tercinta.
Evaluasi secara menyeluruh perlu dilakukan oleh pemerintah daerah, pemerintah pusat mulai dari pemasalan olahraga, pembibitan, sampai kepada pembinaan harus menjadi rancangan yang jelas dan terarah dengan tidak mengedepankan KUANTITAS, namun perlu dikedepankan KUALITAS (bibit atlet, dana dan SDM pelatih).
***Semoga bermanfaat; wassalam
SALAM OLAHRAGA...
No comments:
Post a Comment