Mary lahir pada 26 Mei 1957, Mary tumbuh
menjadi anak yang dibenci oleh ibunya sendiri. Bahkan Betty sempat
beberapa kali mencoba membunuhnya dengan cara yang sangat licik sehingga
terkesan bahwa kematian Mary adalah kecelakaan.
Bosan usahanya gagal dan aksi bejatnya
diketahui keluarganya, sang ibu akhirnya tidak berusaha membunuh Mary,
tetapi menjerumuskan Mary dalam kehidupan prostitusi. Saat Mary berumur 4
tahun, ia sudah disuruh untuk melayani pria hidung belang langganan
ibunya. Fu*k!
Tumbuh dalam latar belakang yang begitu
suram sedari kecil, membuat Mary tumbuh menjadi gadis cilik yang berbeda
dengan teman-teman sebayanya. Seringnya disiksa dan diperlakukan kejam
membuat Mary tumbuh menjadi seorang anak yang kelihatannya ceria,
padahal penuh dendam.
Hingga pada tanggal 25 Mei 1968, seorang
anak kecil berusia 4 tahun bernama Martin Brown, ditemukan meninggal
dunia dengan keadaan leher tercekik disebuah rumah yang telah
ditinggalkan pemiliknya. Semula, diperkirakan Martin meninggal karena
kekurangan udara sehingga menyebabkan pernafasannya terganggu.
Kejadian serupa terjadi kembali pada
tanggal 31 Juli 1968, seorang anak berusia 3 tahun, bernama Brian Howe,
ditemukan meninggal dunia dengan kondisi yang sangat mengenaskan.
Tubuhnya sendiri tertutup rumput, rambutnya terpotong-potong, kakinya
tersayat-sayat, dengan kemaluan terpotong. Selain itu, ditemukan sayatan
bertuliskan inisial “N” dan “M” di perut Brian. Mutilasi tragis ini tak
dilakukan Mary seorang diri. Ia dibantu dengan teman sebayanya bernama
Norma.
Bertanggung jawab atas semua perbuatan
kejamnya ia dijatuhi hukuman 12 tahun penjara. Mary dibebaskan pada usia
23 tahun, tepatnya pada tanggal 14 Mei 1980. Setelah dibebaskan, Mary
mencoba untuk bekerja dan kuliah. Mary akhirnya menikah dengan seorang
pria pujaan hatinya dan dikaruniai seorang anak.
Kisah Mary diangkat dalam sebuah buku
berjudul “The case of Mary Bell” oleh Gitta Sereny pada tahun 1972.
Sementara itu, wawancara langsung oleh Gitta kepada Mary dibukukan
dengan judul “Cries Unheard: the Story of Mary Bell” pada tahun 1998.
Salah satu pengakuannya yang paling
mengerikan adalah “Membunuh tidak seburuk yang orang kira. Toh, kita
semua akan mati suatu hari nanti". Tragis!
Saat ini Mary telah menjadi seorang
nenek dan memiliki seorang cucu. Mary pun akhirnya tumbuh menjadi
manusia normal yang menyesali segala macam perbuatannya di masa lalu.
No comments:
Post a Comment